TRIBUNJATENG.COM, TEGAL – Setiap orang bisa menulis.
Ungkapan itu disampaikan oleh Eko Tunas, sastrawan dan seniman serba bisa dalam acara di Perpustakaan Mr Besar Martokoesoemo, Kota Tegal, Rabu (10/11/2021).
Eko mengatakan, setiap orang dari anak kecil, remaja, hingga orangtua bisa menulis.
Karena semua bisa menulis status di media sosial, termasuk untuk melakukan obrolan ‘chatting-an’.
Menurut Eko, penyebab orang sering gagal dalam menulis karena tidak percaya diri.
Saat sedang berproses menulis, orang tersebut justru menengok kanan kiri membandingkan dengan tulisan orang lain.
“Hanya satu syarat orang bisa menulis. Hanya satu, tulislah satu kata dan biarkan Allah yang menggerakkan tanganmu. Karena Allah ada di hati kita,” kata Eko, sastrawan asal Kota Tegal.
Dalam kesempatan itu, Eko juga membagikan tips menulis karya sastra, seperti cerita pendek (Cerpen).
Ia menjelaskan, sastra itu adalah pengalaman.
Karena itu menulis sastra sama dengan menulis pengalaman yang sudah pernah dilalui.
Meski begitu, manurut Eko, setiap karya sastra juga membutuhkan sebuah riset.
Karena menulis sastra itu bukan mengarang, melainkan harus berdasarkan riset dan pengalaman.
“Ada teori, cerpen yang baik adalah essay yang baik. Essay yang baik adalah cerpen yang baik,” ungkapnya.
Eko mengatakan, karya cerpennya yang saat ini dinikmati banyak masyarakat bukanlah pengalaman pada tahun 2021.
Melainkan pengalaman yang didapatkannya sepanjang hidup.
Termasuk pengalaman yang pahit.
“Oleh karena itu manusia jangan menyesali pengalamannya. Jadikan itu modal untuk berkarya. Jadikan itu modal menulis,” pesannya. (fba)